Sekolah Perempuan Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga

PANGKALPINANG — DP3ACSKB Bangka Belitung menstrategikan peningkatan ekonomi masyarakat dengan membuat sekolah perempuan Sekuntum Melati. Sekolah non formal tersebut dilaksanakan di daerah dengan jumlah stunting tinggi, pernikahan anak tinggi, jumlah anggota keluarga banyak dan usaha ekonomi masih rendah.

Yanuar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Kepulauan Bangka Belitung menjelaskan, Sekolah Perempuan ini dilaksanakan di Rukam dan Jelutung Dua. Selanjutnya perlu mempersiapkan modul untuk menjalankan sekolah tersebut. Hasil akhirnya, sekolah ini bisa menciptakan perempuan mampu mensejahterakan keluarga.

Siswa sekolah ini dari kalangan usia produktif. Yanuar menambahkan, jika perempuan yang mengikuti sekolah ini mempunyai usaha, bisa diusahakan untuk mendapatkan permodalan melalui KUR. Selama ini, sekitar 60 persen penyerapan KUR merupakan kaum perempuan.

“Ini untuk meningkatkan produktivitas perempuan di keluarga. Pembiayaan sekolah ini menggunakan dana dari OPD yang terlibat. Waktu pelaksanaan selama tiga bulan. Setelah selesai, siswa akan ada pembinaan lebih lanjut,” kata Yanuar saat rapat lanjutan di Ruang Pantai Romodong, Kamis (29/1/2020).

Adapun beberapa OPD yang dilibatkan dalam program ini di antaranya, DP3ACSKB, BAPPEDA, BAKUDA, Dinas KUMKM, Dinas Pendidikan, DPMPD, Disperindag, Disbudpar, Dinkes, DKP dan Biro Ekonomi. Selain itu juga melibatkan pemerintah daerah tempat pelaksanaan program sekolah.

Sekolah ini bertujuan menciptakan perempuan yang tangguh dan mandiri melalui pembelajaran dan pendidikan non formal. Susanti Kepala DP3ACSKB Babel menjelaskan, Sekuntum Melati melambangkan kesucian dan juga melambangkan perempuan.

Selain itu, Sekutum Melati ini lambang peringatan hari Ibu. Mengenai pelaksanaan Sekolah Perempuan ini, kata Susanti, sudah ada komitmen bersama antara Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan UN Women. Adapun inspirator sekolah ini Ketua TP PKK Bangka Belitung Melati Erzaldi.

“Kita  berharap ekonomi di Bangka Belitung bisa meningkatkan. Siswa dididik agar kompeten dalam melaksanakan usaha, dan siswa yang akan menjalankan pendidikan mempunyai semangat luar biasa. Sebab pola belajar dengan melakukan simulasi,” kata Susanti.

Tinggalkan Balasan