PANGKALPINANG — Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dra. Susanti, MAP bersama tim meninjau dua lokasi pelaksanaan program sekolah perempuan. Dua daerah tersebut yakni, Desa Rukam, Kabupaten Bangka dan Desa Jelutung Dua, Kabupaten Bangka Selatan.
Saat berada di lokasi, Kepala DP3ACSKB Babel mengatakan, sekolah perempuan ini merupakan program untuk membuat perempuan menjadi mandiri dan terlatih. Diharapkan perempuan menjadi terlatih, baik dari segi peningkatan ekonomi maupun dari segi ketahanan keluarga.
“Selain perempuan Desa Rukam juga melibatkan perempuan dari Desa Penagan dan Kota Kapur. Desa-desa tersebut menjadi lokus kegiatan pertama. Desa Rukam dan Desa Jelutung terpilih menjadi piloting sekolah perempuan,” jelasnya, Senin (3/1/2020).
Siswa tidak dikhususkan untuk perempuan Desa Rukam. Ia menambahkan, siswa bisa juga dari Desa Air Bulu, Kota Kapur, Penagan. Untuk Desa Jelutung Dua meliputi, Gudang, Simpang Rimba, Bangka Kota serta beberapa desa di sekitarnya.
Sekolah perempuan bertujuan meningkatkan kualitas hidup dan mengajak perempuan untuk lebih cerdas, terampil, ulet dan mandiri dan terlatih. Terutama di bidang ekonomi yang akhirnya menunjang perekonomian keluarga lebih baik.
Tim sekolah perempuan berupaya menggali potensi, keterampilan, pendidikan dan usaha. Ia menambahkan, siswanya perempuan usia 19 sampai dengan 59 tahun. Adapun jumlahnya sekitar 100 orang di lokus pertama yakni, Desa Rukam, Kota Kapur, Air Bulu dan Penagan.
Selanjutnya, lokus dua di Desa Jelutung Dua, Gudang, Simpang Rimba, Bangka Kota. Siswa akan dipilih sesuai keterampilan, usaha dan pendidikan. Namun sebelumnya siswa diinvertarisir dan diindentifikasi untuk pembagian kelompok.
Ada modul untuk pembelajaran di sekolah perempuan ini. Ia menambahkan, modul tersebut disesuaikan dengan kondisi siswa. Ke depan akan ada koordinasi secara terus menerus, sehingga sekolah dapat terlaksana dan sukses.
“Launching sekolah perempuan dilakukan bersama bupati, camat, kades dan OPD terkait. Kemudian akan melakukan evaluasi untuk melihat perbedaaan antara sebelum dan sesudah ada sekolah perempuan,” jelasnya.