JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah salah satu sektor yang sangat luar biasa penting dalam menggerakkan perekonomian Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Menkeu saat menjawab pertanyaan pada Talkshow Webinar puncak acara Bodjong Festival 2020, pada Minggu (01/11) yang diselenggarakan secara virtual.
Jumlah UMKM disebutkan ada sekitar 64 juta, dan 99% dari karakteristik bentuk usaha yang ada di Indonesia itu adalah UMKM. Oleh karena itu, di dalam program pemulihan ekonomi, pemerintah memberikan alokasi anggaran yang cukup besar untuk membantu UMKM hingga mencapai angka Rp114,8 triliun. Anggaran ini disebut Menkeu adalah untuk subsidi bunga. Jadi, UMKM yang mempunyai pinjaman di lembaga keuangan ataupun bank, mereka tidak perlu membayar bunga setinggi seperti sebelum Covid-19 melanda.
Lebih lanjut, Menkeu menerangkan bahwa selain subsidi bunga untuk UMKM, ada juga bantuan yang disalurkan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun yang melalui Ultra Mikro (UMi), dimana mereka dibebaskan dari beban bunganya. Kemudian Menkeu melanjutkan penjelasannya bahwa pemerintah juga menempatkan dana hampir Rp67 triliun pada bank Himbara yaitu Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, serta bank daerah, BPD dan juga bank syariah dengan suku bunga yang sangat kecil yaitu 2,6%. Sehingga, harapannya bank-bank tersebut bisa menyalurkan dana dengan bunga murah kepada seluruh dunia usaha yang sekarang mengalami tekanan.
Tidak berhenti disitu, bantuan pemerintah pada sektor usaha juga dilakukan dalam bentuk jaminan untuk pinjaman modal kerja. Lalu, semua usaha kecil menengah dibebaskan pajaknya atau pajaknya ditanggung pemerintah. Bantuan pembiayaan juga diberikan pemerintah pada Lembaga Dana Pengelola Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB KUMKM) sebesar Rp1,2 triliun. Dan yang terakhir, Menkeu menuturkan bahwa pemerintah juga memberikan bantuan sosial produktif yang alokasi anggarannya mencapai Rp28,8 triliun untuk 12 juta usaha kecil mikro. Masing-masing usaha mikro diberikan bantuan sebesar Rp2,4 juta yang ditransfer langsung ke nomor rekening mereka.
“Jadi, ini seluruhnya adalah upaya pemerintah agar masyarakat tidak hanya masih bisa bertahan tetapi juga bisa pulih. Sehingga, masyarakat masih bisa terus melakukan aktivitas (usahanya). Karena ini adalah salah satu cara kita untuk menghadapi Covid-19, yaitu tidak boleh diam dan kemudian menyerah,” tegas Menkeu.
Selain itu, pada kesempatan yang sama Menkeu juga menyampaikan apresiasi serta harapan bagi para pelaku UMKM yang hadir pada forum ini. Menkeu berharap agar para pelaku usaha kecil tetap ulet menjaga keseluruhan hubungan dengan pasar, dan terus menjaga supaya kesempatan kerja tidak berkurang. Bahkan, Menkeu mendorong agar para pelaku UMKM terus berikhtiar untuk membangun dan menciptakan produk-produk baru yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang saat ini terjadi.
Menkeu secara tegas menyebutkan bahwa pemerintah akan selalu adaptif dan responsif dalam mengeluarkan kebijakan untuk penanganan pandemi ini. Hal ini juga termasuk dukungan Pemerintah yang akan ada pada APBN Tahun 2021 mendatang.
“Untuk tahun depan kita terus melakukan dan meneliti seluruh indikator-indikator ekonomi kita. Kalau ekonominya memang masih dirasakan perlu mendapatkan dukungan, maka kita akan berikhtiar terus melakukan berbagai upaya menggunakan APBN 2021 yang tahun anggarannya dimulai pada bulan Januari. Kementerian Keuangan akan terus meng-adjust seluruh policy pemerintah supaya kita tetap responsif, peduli dan adaptif dalam menghadapi Covid-19 ini,” tegas Menkeu.
Sebagai informasi, acara ini diinisasi oleh Altse Indonesia yang merupakan wadah yang mempersatukan alumni SMA Negeri 3 Semarang dari berbagai. Acara ini mengundang Menkeu dan Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Retno LP Marsudi, dimana keduanya adalah alumni SMA Negeri 3 Semarang yang lulus pada tahun 1981.
Sumber: Kemenkeu