Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik, Program Kampung Keluarga Cikar Targetkan Tembus 45 Terbaik

PANGKALPINANG – Program Kampung Keluarga Cerdas Inovatif Kreatif Aktif Responsif (Cikar) DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masuk nominasi 99 terbaik Program Inovasi Pelayanan Publik tahun 2021. Ditargetkan program ini bisa masuk menjadi 45 program inovasi terbaik se-Indonesia.

Saat Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2021 oleh Tim Panel Independen KemenPAN RB, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Dr. Erzaldi Rosman, SE.MM mengatakan, pengembangan Program Kampung Keluarga Cikar berawal dari permasalahan yang terjadi di daerah. Beberapa permasalahan tersebut seperti, perkawinan anak, stunting, anak putus sekolah.

“Selain itu, masalah perceraian, kekerasan dalam rumah tangga dan permasalahan seputar keluarga. Ini menjadi pokok persoalan untuk melakukan inovasi membuat program Kampung Keluarga Cikar,” kata Gubernur didampingi Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd dan Inisiator Kampung Keluarga Cikar Dra. Susanti, M.AP.

Gubernur menjelaskan, dalam bahasa Bangka cikar berarti cantik. Kunci keberhasilan program ini, mensinergikan beberapa stakeholder ataupun OPD yang berkenaan dengan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan ini dikuatkan dengan Pergub Nomor 40 Tahun 2018, kemudian disempurnakan kembali melalui Pergub No 56 tahun 2020.

Berbagai sektor bersinergi menyukseskan program ini seperti, bidang kesehatan, pendidikan, agama, lingkungan, pertanian, perkebunan dan ketahanan pangan serta koperasi, UMKM, sektor kelautan, BKKBN dan beberapa sektor lainnya. Senergisitas ini diharapkan bisa mensejahterahkan serta bisa mengatasi permasalahan keluarga di Bangka Belitung.

Implementasi program ini, tegasnya, melakukan pembangunan di bidang kependudukan dan keluarga berencana. Sebab terdapat program perlindungan anak hingga memperkuat industri rumahan. Industri rumahan menjadi kekuatan bagi keluarga agar bisa menjadi lebih sejahtera.

Banyaknya permasalahan keluarga tak terlepas dari pendapatan, ekonomi keluarga. Gubernur mencontohkan, melalui program Kampung Cikar ini seperti di Desa Kota Kapur masyarakatnya kini bisa mengolah lidi nipah yang hasil produksinya bisa diekspor. Ini memberikan dampak ekonomi yang baik bagi masyarakat.

“Adanya Kampung Keluarga Cikar ini, pendataan akte kelahiran meningkat, jumlah industri rumahan meningkat, jumlah perlindungan anak terpadu serta keikutsertaan program Keluarga Berencana juga meningkat,” papar Gubernur.

Tak kalah penting, kata Gubernur, kasus pernikahan anak menurun. Begitu juga dengan angka keluarga prasejahtera, di tahun 2018 berada diangka 8,01 persen lalu turun menjadi 6,3 persen di tahun 2020. Inovasi terus dilakukan guna mengembangkan program Kampung Keluarga Cikar ini.

Lebih jauh Gubernur menjelaskan, di tahun 2018 program Kampung Keluarga Cikar hanya ada tujuh desa, tahun 2019 berkembang di 14 desa, lalu di tahun 2020 sudah ada di 118 desa. Target di tahun 2022 mendatang, program Kampung Keluarga Cikar sudah ada di 90 persen desa se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

“Kita berharap dengan program ini, ada peningkatan kesejahteraan dan sumber daya manusia di desa-desa. Selanjutnya membuat Bangka Belitung menjadi lebih sejahtera,” harap Gubernur.

Usai presentasi dan wawancara, Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berharap agar program Kampung Keluarga Cikar ini bisa masuk nominasi 45 program inovasi terbaik. Keberhasilan dari program Kampung Keluarga Cikar ini bisa saja diaplikasikan di daerah lain.

“Peserta kegiatan ini dari seluruh Indonesia, dan kita sudah bisa mencapai ke top 99 melalui proses penyaringan selektif. Karena pesertanya sampai ribuan,” jelasnya.(*)

Tinggalkan Balasan