Kebijakan Pembangunan Keluarga, Kepala DP3ACSKB: Berdayakan Ekonomi Perempuan

Pangkalpinang – Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengatakan, Sekolah Perempuan Sekuntum Melati menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan kesetaraan gender. Pelaksanaan program ini bekerja sama dengan kabupaten di wilayah Bangka Belitung.

“Kita juga melakukan upaya pencegahan pernikahan usai anak dengan melibatkan organisasi perempuan,” jelasnya saat sebagai narasumber melalui Zoom Meeting yg bertajuk Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Keluarga dalam Mewujudkan Kesetaraan Gender dan Hak Anak di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (19/8/2021).

Kesenjangan gender masih cukup tinggi. Ia menambahkan, kondisi pandemi Covid-19 memperparah ketimpangan gender dimana IPG Kepulauan Bangka Belitung bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Pemberdayaan ekonomi perempuan menjadi salah satu upaya untuk mengejar ketertinggalan ini.

Sementara itu, sumbangan dalam pendapatan kerja, pengeluaran per kapita dan persentase keterlibatan di parlemen juga masih sangat jomplang antara laki-laki dan perempuan. Ini juga menjadi salah satu penyebab utama rendahnya IDG Bangka Belitung.

“Perlu meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya kesetaraan gender dalam pembangunan agar tercapai perlakuan yang adil dan kesempatan yang setara menjadi salah satu upaya untuk mengejar ketertinggalan,” ungkapnya.

Sebelumnya Priyadi Santosa Asdep Bidang Peningkatan Partisipasi Keluarga Kementerian PPPA mengatakan, dimasa pandemi ini sangat berimbas pada kelompok rentan seperti halnya perempuan dan anak. Untuk itu harus ada upaya untuk mengindari terjadi kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Ia menambahkan, langkah-langkah yang dapat dilakukan yakni, dengan memperbaiki sistem pelaporan dan pelayanan terhadap kasus yang menimpa perempuan dan anak. Semakin banyak terjadinya problem di dalam keluarga harus menjadi perhatian.

Menyinggung mengenai arahan Presiden untuk Kementerian PPPA, ia menjelaskan, harus adanya upaya untuk peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan. Selanjutnya, meningkatkan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan serta pengasuhan anak.

Tak kalah penting yaitu, menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, penurunan pekerja anak dan pencegahan pernikahan anak. Untuk itu harus ada upaya penting dalam pembangunan keluarga, dan dalam menyelesaikan permasalah keluarga perlu sinergi dan kerja sama.

Terkait dengan kesetaraan gender, menurut Priyadi, perempuan harus memiliki hak setara dengan laki-laki. Sementara ini kesetaraan gender belum terwujud dengan baik dan masih harus terus diperjuangkan. Karena perempuan harus mendapatkan kesempatan yang sama.

“Peran keluarga sangat penting dan signifikan dalam menyiapkan generasi bangsa. Tak kalah penting yang mesti menjadi perhatian yakni, mengenai pola pengasuhan anak di masa pandemi covid-19,” jelasnya.(*)

Tinggalkan Balasan