Sosialisasi Sekolah Sehat, Asyraf Ajak Siswa Berdialog yang Ngantuk Jadi Melek

“Salah satu cara menghindari terjadi perundungan dengan mengenali lingkungan sekitar. Sedangkan untuk mencegah perundungan dengan cara menunjukan pretasi,”

Bakam – Berdialog menjadi strategi Dr. Asyraf Suryadin, M. Pd Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung saat menyampaikan materi Dampak Perilaku Perundungan (Bullying) Pencegahan dan Dampak Pernikahan Usia Anak.

Hujan deras, cuaca sejuk membuat otot mata melemah. Namun rasa kantuk siswa hilang ketika diajak berdialog. Siswa menjadi lebih antusias mendengarkan penyampaian materi. Suasana tampak hidup ketika siswa membacakan materi sosialisasi tersebut.

“Jangan merendahkan, mempermalukan, mencela memberi panggilan nama kepada teman,” ungkapnya saat Sosialisasi Sekolah Sehat, Sekolah Bebas Bullying/Perundungan dan Bebas Narkoba, di SMKN 1 Bakam, Selasa (1/11/2022).

Untuk seluruh anak-anak kelas X SMKN 1 Bakam ini, Asyraf berpesan agar jangan melakukan tindakan perundungan. Baik mengancam maupun perilaku non verbal. Sekarang ini perundungan juga bisa dilakukan melalui media sosial.

Asyraf mengatakan, perundungan melalui media sosial dikenal dengan cyber perundungan. Contoh perundungan melalui media sosial, seperti mengubah gambar seseorang untuk menjatuhkan. Anak-anak sebaiknya mengurangi penggunaan media sosial.

Terdapat beberapa pengaruh perundungan. Asyraf menjelaskan, anak korban perundungan biasanya mengalami depresi, lebih sering marah, sering bolos, rendah prestasi akademik, menurunnya kecerdasan dan kemampuan analisis.

“Salah satu cara menghindari terjadi perundungan dengan mengenali lingkungan sekitar. Sedangkan untuk mencegah perundungan dengan cara menunjukan pretasi,” ungkapnya.

Menyinggung mengenai pernikahan usia anak, Asyraf menegaskan agar menjauhkan diri dari perbuatan mengarah terjadinya pernikahan usia anak. Dampak pernikahan anak banyak di antaranya, membuat angka kematian bayi lebih besar.

“Selain itu, menyebabkan bayi lahir dalam keadaan prematur dan anak berisiko stunting. Pernikahan usia anak biasanya terjadi dikarenakan masih rendahnya tingkat pendidikan dan persoalan ekonomi,” ungkapnya.(hzr)

Tinggalkan Balasan