Siswa-siswi SMA 1 Jebus Yakin Tak Ingin Menikah Muda

“Jadi, jangan berpacaran ya! Boleh berpacaran dengan pasangan setelah menikah. Berpacaran dengan isteri sendiri tidak ada yang melarang,”
Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd

Jebus – Menikah di usia muda kurang baik bagi reproduksi. Selain itu, pasangan menikah usai muda mempunyai potensi melahirkan anak stunting. Saat ini, tepatnya tahun 2022 lalu pernikahan usia anak di Bangka Belitung menduduki peringkat ke 20 dari 34 provinsi. Sebelumnya sempat menduduki peringkat pertama se-Indonesia.

“Yakin mau menikah muda?” tanya Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung saat kegiatan Pembinaan dan Promosi Kesehatan Reproduksi, di SMA 1 Jebus, Kabupaten Bangka Barat, Senin (8/5/2023).

“Tidak!!!” jawab siswa-siswi secara serentak. Diharapkan terselenggaranya kegiatan Pembinaan dan Promosi Kesehatan Reproduksi dapat meningkatkan kepedulian remaja terhadap stunting dan perkawinan anak.

Jawaban sejumlah siswa tersebut mendapat apresiasi Asyraf. Lebih jauh ia menyarankan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Jika tidak mempunyai kemampuan dari sisi finansial, disarankan mencari beasiswa.

Menyinggung mengenai masih banyaknya remaja berpacaran, Asyraf menyarankan agar siswa tidak berpacaran semasa masih bersekolah. Selain dilarang secara agama, berpacaran juga menjadi penyebab atau berisiko sebagai penyebab terjadi pernikahan usai anak.

“Jadi, jangan berpacaran ya! Boleh berpacaran dengan pasangan setelah menikah. Berpacaran dengan isteri sendiri tidak ada yang melarang,” ungkap Asyraf.

Fenomena zaman dahulu dengan sekarang berbeda. Asyraf menambahkan, kalau dulu fenomena pernikahan yang terjadi dikarenakan terpaksa. Seperti halnya kisah fiksi Siti Nurbaya. Sedangkan fenomena saat ini, terpaksa menikah dikarenakan persoalan tidak diinginkan.

“Pernikahan usia anak bisa menyebabkan kerusakan organ reproduksi perempuan. Jadi pernikahan anak sangat berisiko, terutama bagi ibu dan anak yang akan dilahirkan. Sebab anaknya berpotensi stunting, salah satu cirinya kecerdasan kurang,” kata Asyraf.

Hal senada disampaikan Sarbudiono Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kabupaten Bangka Barat. Menurutnya, pendidik sangat penting bagi anak. Seperti halnya pendidik reproduksi bagi remaja.

“Kunci sehat itu ada di hati. Jadi anak-anak harus menjaga hati agar tetap sehat. Untuk mendapatkan keturunan sehat, ibunya harus sehat. Ini bisa didapatkan jika tidak menikah usai anak. Sebab usai anak secara fisik dan mental tidak siap,” jelasnya.

Heryawandi, Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada kesempatan ini mengangkat mengenai kemitraan dalam dukungan Program Bangga Kencana. Tiga fungsi dewan yakni, legislasi, anggaran dan pengawasan.

“Kita bersama eksekutif melakukan penganggaran. Contohnya, kegiatan ini terlaksana karena adanya penganggaran. Persoalan reproduksi ini penting dan perlu adanya edukasi, sebab sering kami temui di lapangan,” jelasnya.

Sementara Marjoni mewakili Kepala SMA 1 Jebus, Kabupaten Bangka Barat menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini menjadi salah satu bentuk perhatian pemerintah kepada para siswa. Adanya kegiatan ini diharapkan bisa menambah pengetahuan siswa tentang reproduksi dan makanan bergizi.

“Kita berharap siswa semakin paham mengenai reproduksi dan bermanfaatnya makanan bergizi bagi tubuh. Sebab proses belajar membutuhkan fisik kuat, sehingga kesehatan terjaga selanjutnya bisa meningkatkan prestasi,” jelasnya.

Minum Pil Tambah Darah

Sebelumnya, kegiatan ini diawali sarapan bersama. Kemudian dilanjutkan mengkonsumsi pil tambah darah bagi siswa kerja sama dengan Puskesmas Jebus. Saat menyapa siswa, Asyraf berbincang dan menanyakan mengenai bekal makanan yang dibawa ke sekolah.

“Bekal makanannya dibawa dari rumah. Ibunya yang masak atau membeli?” tanya Asyraf.

“Bekalnya bawa dari rumah Pak, Ibu yang memasak makanan untuk dibawa ke sekolah,” jawab siswa.

“Pil penambah darahnya jangan hanya dipegang, langsung diminum ya,” pinta Asyraf dan langsung ditanggapi siswa dengan mengkonsumsi pil yang sudah dibagikan sebelumnya.(Hzr)

Tinggalkan Balasan