Kesehatan Reproduksi Penting! Asyraf Bilang Begini

“Pemahaman mengenai kesehatan reproduksi harus sejak usia anak. Sehingga bisa memberikan dampak baik bagi ibu dan perkembangan anak,”
Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd

Toboali – Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengingatkan agar siswi SMAN 2 Toboali, Kabupaten Bangka Selatan bisa menjaga kesehatan reproduksi. Salah satu caranya yakni, mengkonsumsi suplemen tambah darah. Pasalnya perempuan mengalami menstruasi.

“Suplemen pil tambah darah baik dikonsumsi perempuan. Jika ada instansi terkait memberikan pil tambah darah, hendaknya langsung dikonsumsi,” ungkap Asyraf saat menyampaikan materi kegiatan Pembinaan dan Promosi Kesehatan Reproduksi, di SMAN 2 Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Selasa (9/5/2023).

Perempuan boleh menggunakan perhiasan dari emas, sedangkan laki-laki tidak boleh. Asyraf menjelaskan, ini dikarenakan perempuan mengalami siklus menstruasi. Emas memiliki butiran-butiran halus semacam debu, berdampak kurang baik jika masuk ke dalam pori-pori dan bercampur dengan darah masuk ke jantung.

Namun, jelas Asyraf, ketika perempuan mengalami menstruasi membuat darah kotor terbuang dari tubuh. Sementara laki-laki tidak mengalami menstruasi, sehingga tidak bisa membuang darah kotor dalam tubuh tersebut.

“Pemahaman mengenai kesehatan reproduksi harus sejak usia anak. Sehingga bisa memberikan dampak baik bagi ibu dan perkembangan anak,” ungkapnya.

Pernikahan usia anak masih terjadi di Kabupaten Bangka Selatan. Asyraf mengatakan, di Kabupaten Bangka Selatan ada kegiatan nikah massal. Itu boleh, namun ada baiknya pasangan menikah sudah cukup umur. Untuk laki-laki berusia 25 tahun dan perempuan berusia 21 tahun.

Banyak dampak buruk bagi pasang menikah di usia anak. Asyraf menjelaskan, pernikahan usia anak membuat risiko kematian ibu tinggi. Selain itu, anak yang dilahirkan ibu usai muda berpotensi mengalami stunting. Sementara ini angka stunting di Kabupaten Bangka Selatan cukup tinggi.

Sedangkan jumlah anak usia 0-18 tahun dengan status kawin berdasarkan data SIAK di Kabupaten Bangka Selatan, kata Asyraf, tahun 2019 lalu laki-laki ada 10 orang dan perempuan terdata 186 orang. Sementara di tahun 2020 mengalami penurunan, laki-laki terdata tujuh orang dan perempuan ada 130 orang.

“Sementara di tahun 2021 data tersebut kecenderungannya menurun. Terdata lima orang laki-laki dan 45 orang perempuan. Diharapkan anak-anak di ruangan ini tidak menikah usia anak,” kata Asyraf dan langsung disetujui sejumlah siswa.

Sebelumnya Romadon Wakil Kesiswaan SMAN 2 Toboali, Kabupaten Bangka Selatan menyambut baik kedatangan tim kegiatan Pembinaan dan Promosi Kesehatan Reproduksi DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Diharapkan siswa dapat menimba pengetahuan terkait kesehatan reproduksi.

“Ini momentum terbaik untuk menimba ilmu kesehatan reproduksi. Terutama bagi siswi sekolah yang ada di SMAN 2. Selain itu, diharapkan dengan ada kegiatan ini bisa menekan angka pernikahan usia anak di Kabupaten Bangka Selatan,” harapnya.(Hzr)

Tinggalkan Balasan