“Data IKD di Kabupaten Bangka Tengah sampai 5 Mei berada di angka 2,91 persen. Apa yang menjadi masalahnya?”
Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd
Pangkalpinang – Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendorong agar aparatur Disdukcapil lebih masif mengejar target aktivasi Identitas Kependudukan Digital (IKD). Kabupaten Bangka Tengah menjadi perhatian, pasalnya aktivasi IKD hingga 5 Mei lalu hanya 2,91 persen.
“Data IKD di Kabupaten Bangka Tengah sampai 5 Mei berada di angka 2,91 persen. Apa yang menjadi masalahnya?” tanya Asyraf saat Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk Tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, di Sun Hotel, Kamis (11/5/2023).
Lebih jauh Asyraf memaparkan, aktivasi IKD tingkat provinsi sudah tercatat 19.493 atau sekitar 7,42 persen. Angka tersebut akumulasi dari Kabupaten Bangka 3.468 atau 5,99 persen, Kabupaten Belitung 4.959 atau 14,75 persen dan Kabupaten Bangka Selatan 1.640 atau 4,58 persen.
“Selain itu Kabupaten Bangka Barat tercatat 1.592 atau 4,43 persen, Kabupaten Belitung Timur tercatat 4.074 atau 17,22 persen dan Pangkalpinang sudah tercatat 3.468 atau 5,99 persen,” kata Asyraf.
Salah satu peserta rakor perwakilan Kabupaten Bangka Tengah mengatakan, lambatnya progres aktivasi IKD dikarenakan persoalan jaringan internet. Selain itu, pegawai Pemda Kabupaten Bangka Tengah masih banyak berdomisili di Pangkalpinang.
Kendati demikian, Asyraf berharap ada solusi terbaik agar persentase aktivasi IKD dapat meningkat. Salah satu metode yang bisa dilakukan, setiap warga yang melakukan perekaman awal KTP-el, langsung mengaktivasi IKD.
Terhitung tanggal 5 Mei, jumlah blangko KTP-el di provinsi masih ada 31.968 keping. Asyraf mengatakan, jika semua warga yang melakukan pencetakan KTP-el juga melakukan aktivasi IKD, setidaknya sudah bertambah sekitar 31 ribuan.
Memang tidak semua orang bisa mengaktivasi IKD, Asyraf menjelaskan, aktivasi tersebut harus ada perangkat smartphone dan jaringan internet. Jadi targetnya untuk warga yang baru melakukan perekaman, demikian juga prioritas pencetakan KTP-el.
“Tak mungkin juga nenek-nenek kita minta melakukan aktivasi IKD apalagi tidak memiliki smartphone. Jangankan IKD, untuk KTP-el saja tidak selalu dibawa. Saya pernah melihat KTP-el warga di pedesaan diselipkan di celah dinding papan rumahnya,” ungkap Asyraf disambut tawa sejumlah peserta.(Hzr)