Bimtek Relawan SAPA, Asyraf: Perhatikan Perempuan dan Anak!

“Tak kalah penting perhatian terhadap perempuan, sehingga bisa mewujudkan desa/kelurahan ramah perempuan dan peduli anak,”
Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd

Sungailiat – Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berharap di daerah-daerah tertentu, seperti di Kelurahan Parit Padang dan Kelurahan Kuto Panji, Kabupaten Bangka terdapat tempat bermain ramah anak. Begitu juga di perkantoran pemerintah agar membuat lingkungan ramah anak.

“Tak kalah penting perhatian terhadap perempuan, sehingga bisa mewujudkan desa/kelurahan ramah perempuan dan peduli anak,” jelasnya saat Kegiatan Bimtek Relawan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) Kelurahan Parit Padang dan Kelurahan Kuto Panji, di Hotel Manunggal, Kabupaten Bangka, Senin (22/5/2023).

Menyinggung mengenai pendidik perempuan, Asyraf menjelaskan, rata-rata lama sekolah perempuan Bangka Belitung masih di bawah angka nasional. Adapun angka nasional 8,87, sedangkan angka rata-rata sekolah perempuan di Bangka Belitung di posisi 7,87.

“Mengenai keterlibatan perempuan di legislatif pada pemilu 2019 hanya 4,44 persen saja. Perempuan harus bisa memperjuangkan diri di legislatif,” kata Asyraf.

Bicara mengenai tingkat ekonomi perempuan, menurut Asyraf, sampai saat ini masih rendah. Sumbangan perempuan terhadap pendapatan keluarga di Bangka Belitung masih di bawah persentase nasional. Angka nasional 37,22 persen, sementara Bangka Belitung berada di angka 26,92 persen.

Jumlah total perempuan di Bangka Belitung ada 65,2 persen. Asyraf menjelaskan, angka tersebut terbagi 43 persen berada di desa dan sisanya sekitar 57 persen berada di kelurahan/kota. Artinya, perempuan dan anak mempunyai potensi dan peran dalam pembangunan desa dan kelurahan.

“Perempuan memiliki daya tahan tinggi di masa kritis. Perempuan diambil dari kata ‘EMPU’ , artinya orang hebat atau orang sakti. Makanya perempuan itu hebat,” jelasnya.

Desa/kelurahan ramah perempuan dan peduli anak, kata Asyraf, mengintegrasikan perspektif gender dan hak-hak anak dalam tata kelola penyelenggara pemerintahan desa, pembangunan desa serta pembinaan dan pemberdayaan masyarakat desa.

“Semua itu dilakukan secara terencana, menyeluruh, berkelanjutan sesuai dengan visi pembangunan Indonesia. Desa tersebut harus memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat, terutama perempuan dan anak,” paparnya.

Sebelumnya Wakil Bupati Bangka Syahbudin S, Ip. mengatakan, perlu ada gerakan masyarakat yang memberdayakan perempuan dan memberi perlindungan terhadap anak. Hal ini sebagai upaya mewujudkan sepuluh indikator desa atau kelurahan ramah perempuan dan peduli anak.

“Kita berharap tidak ada lagi tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak. Mengindari terjadinya TPPO. Selain itu, pola asuh anak harus baik agar tidak terjadi kasus stunting dan pernikahan di bawah usai 19 tahun atau pernikahan usia anak,” harapnya.

Tak kalah penting, kata Syahbudin, anak harus mendapatkan perhatian yang baik. Sekarang ini masih sering terjadi kasus kekerasan terhadap anak. Tercatat masih ada kasus-kasus kekerasan terhadap anak di Kabupaten Bangka.

Masih ada orang melakukan tindakan tidak senonoh kepada anak. Ia menjelaskan, ini dapat berdampak fatal terhadap tumbuh kembang anak. Terus upayakan melakukan pemberdayaan masyarakat, terutama perempuan dan anak. Ini semua harus dilakukan dengan selektif.

“Kita berharap perempuan mempunyai kualitas dan mengetahui kualitas dirinya. Pola asuh harus bagus, kita tidak ingin anak di usia sekolah melakukan tindakan kurang baik,” kata Syahbudin.

Sementara Kepala DP2KBP3A Bangka, Hj. Nurita mengatakan, semua harus peduli terhadap perempuan dan anak. Sekarang banyak kejadian menimpa anak-anak. Hal ini perlu, sebab anak-anak merupakan investasi bagi negara ini.

“Kegiatan ini bertujuan melatih relawan sahabat perempuan dan anak. Sebab sekarang banyak kasus menimpa anak-anak, seperti kasus pelecehan seksual. Untuk itu, kita semua harus peduli,” tegasnya.(Hzr)

Tinggalkan Balasan