“Bekerja bersama, karena tidak mungkin berhasil jika dikerjakan sendiri apalagi dalam konteks pelayanan masyarakat. Kalau diomelin masyarakat, petugas tetap gembira. Jangan terbawa perasaan (baper),”
Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd
Pangkalpinang – Petugas Disdukcapil harus siap memberikan pelayanan kepada masyarakat. Terutama pelayanan mengenai kelengkapan administrasi kependudukan. Sebab administrasi kependudukan tidak dapat dipisahkan dari tata kelola pemerintahan.
Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengatakan, tata kelola administrasi kependudukan yang baik harus bermuara pada rasa gembira masyarakat. Prinsip ini semestinya diwujudkan dengan pelayanan kependudukan.
“Bekerja bersama, karena tidak mungkin berhasil jika dikerjakan sendiri apalagi dalam konteks pelayanan masyarakat. Kalau diomelin masyarakat, petugas tetap gembira. Jangan terbawa perasaan (baper),” kata Asyraf saat Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Aparatur Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Outbound), Soll Marina Hotel, Kamis (25/5/2023).
Lebih jauh Asyraf menyarankan agar Disdukcapil membuka ruang dialog untuk masyarakat menyampaikan keluhan. Hal tersebut agar pelayanan diberikan lebih mudah, akurat dan cepat selesai. Petugas harus bertekad memberi pelayanan terbaik, sehingga masyarakat bahagia.
“Siapapun penduduk dilayani. Jajaran Dukcapil punya komitmen untuk memberi kemudahan pelayanan publik. Jadilah individu yang baik dalam suatu tim. Sebab jika bekerja sama, apapun bisa dihadapi,” ungkapnya.
Perencanaan harus dilakukan secara baik. Sebab, kata Asyraf, dengan adanya perencanaan tersebut bisa memahami dan mencapai tujuan. Sesama tim kerja harus dapat mendorong kepercayaan antar individu. Perlu memberikan dorongan agar individu tidak takut mengungkapkan pendapat.
“Berbicaralah meskipun pendapatnya tersebut berseberangan dengan pendapatan orang lain. Jika ada masalah di kantor, sebelum pulang ke rumah ada baiknya mampir dan sholat dulu ke masjid sehingga ketika sampai ke rumah sudah suasana gembira kembali,” saran Asyraf.
Sementara Ansori Firdaus dari Zona Representatif Bangka Belitung instruktur outbound menyampaikan materi melalui berbagai permainan. Salah satu permainan yang ditampilkan yakni, membuat konsentrasi terlatih dan mampu menyamakan persepsi kelompok.
Peserta dilatih konsentrasi penglihatan dan pendengaran. Namun simulasi tersebut menginginkan agar peserta lebih berkonsentrasi dengan pendengaran, bukan melihat gerakan instruktur.
“Semua hal ada kata kuncinya. Kata kunci dalam simulasi awal ini, peserta diminta untuk mendengarkan kata-kata saya. Bukan melihat peragaan gerak yang saya lalukan,” jelasnya.
Berbagai simulasi lainnya juga ditampilkan. Seperti simulasi mengenai pemahaman individu terhadap instruksi dan komunikasi dua arah. Tujuan dari simulasi ini agar peserta mampu memahani instruksi dengan melakukan komunikasi dua arah, sehingga langkah yang dilakukan searah dengan tujuan.
Tak hanya itu, setelah dibagi menjadi enam kelompok, selanjutnya masing-masing kelompok menetapkan nama lalu membuat slogan kelompok tersebut. Diskusi dalam kelompok ini diharapkan mampu membangun kebersamaan dalam bekerja serta membangkitkan kemampuan berkomunikasi.
“Kerja sama membutuhkan tim yang kuat. Komunikasi menjadi salah satu strategi membangun kekuatan tim tersebut,” tegas Ansori.(Hzr)