Berbuka Puasa Bersama Generasi Muda Matlaul Anwar, Marwan Sampaikan Pesan Ini

Sungailiat – Menjalankan ibadah puasa bentuk kepatuhan terhadap perintah Allah SWT. Sebagai umat harus patuh melaksanakan perintah Allah dibandingkan mengikuti keinginan dari ego sendiri.

Demikian disampaikan Datuk H. Marwan Alja’fari Ketua PW Mabmi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (KBB) saat menyampaikan ceramah berbuka puasa bersama di restoran Pangeran Sungailiat, bersama Generasi Muda Matlaul Anwar Prov, KBB, Minggu (24/3/2024).

Kegiatan berbuka puasa bersama ini dihadiri unsur Pengurus DPD Generasi Muda Matlaul Anwar dan masyarakat setempat sekira 100 orang.

“Selain itu puasa melatih mengendalikan hawa nafsu bukan menahan atau menunda hawa nafsu sebagaimana yang dipikir oleh kebanyakan orang saat ini. Tapi setelah itu nafsu malah tidak bisa terkendali dikarenakan hanya menunda yang sifatnya hanya sementara,” jelasnya.

Selanjutnya Marwan menjelaskan, berpuasa ini diwajibkan bukan hanya di kalangan Nabi Muhammad dan umatnya saja, tapi kepada para nabi dan umat sebelum Nabi Muhammad ternyata diwajibkan juga untuk berpuasa.

Seperti Nabi Adam, jelas Marwan, berpuasa 40 hari dalam satu tahun dan juga berpuasa setiap tanggal 10 Muharram disertai bermohon kepada Allah agar dipertemukan kembali dengan istrinya Siti Hawa.

“Berkat puasanya Nabi Adam, akhirnya Allah pertemukan mereka berdua di Jabal Rahmah pada tanggal 10 muharram,” kata Marwan.

Lebih jauh Marwan mengatakan, Nabi Ya’kup juga berpuasa. Saat mendengar info anaknya bernama Nabi Yusuf dimakan binatang buas padahal dibuang oleh saudara-saudaranya ke dalam sumur.

Saat itu Nabi Ya’kup langsung berpuasa dan berdoa agar bisa dipertemukan kembali dengan anaknya Yusuf AS, berkat puasanya Nabi Ya’kup akhirnya Allah pertemukan kembali ia dengan anaknya Nabi Yusuf AS.

Puasa Nabi yusuf pun, saat berada di dalam sumur berpuasa tidak makan dan tidak minum seraya berharap agar bisa selamat dan keluar dari sumur. Tak lama setelah itu datanglah para pedagang yang hendak mengambil air untuk menghilangkan hausnya.

“Kemudian saat mengangkat air ternyata ada seorang anak kecil yang berada di dalam timbanya. Selamatlah Nabi Yusuf berkat puasanya,” jelasnya.

Sedangkan puasa Nabi Yunus saat ia dimakan ikan Nun. Marwan menjelaskan, di dalam perut ikan Nun tersebut Nabi Yunus juga berpuasa seraya berdoa mohon dikeluarkan dan diselamatkan dari perut ikan.

Taklama kemudian ikan Nun menjadi mules dan memuntahkan isi perutnya dan Nabi Yunus pun ikut tersembur keluar kemudian terdampar di pinggir pantai berkat dari kekuatan puasanya.

Puasa Nabi Nuh saat negerinya tertimpa musibah banjir, ia dan umatnya naik ke kapal dan di dalam kapalnya itu mereka berpuasa seraya berdoa agar musibah banjir bah yang menimpa negeri mereka bisa segera surut.

“Kemudian berkat dari puasa Nabi Nuh dan umatnya banjirpun segera surut,” kata Marwan.

Begitu juga dengan Nabi Daud. Marwan mengatakan, umat Islam sangat familier dengan puasa Nabi Daud yang dilakukan sehari berpuasa dan sehari berbuka. Puasa Nabi Daut ini banyak memberikan dampak kesehatan dan kekuatan bagi yang melaksanakannya.

Selanjutnya, Marwan mengatakan, selain para nabi ternyata tokoh-tokoh dunia pun banyak yang berpuasa disaat mereka punya hajat. Seperti Mahatma Ghandi seorang pejuang kemanusiaan di Inggris.

“Ia memprotes keras kebijakan pemerintah Inggris yang melakukan tindakan kekerasan terhadap masyarakatnya dengan cara berpuasa mogok makan, tidak makan dan tidak minum selama 25 hari. Akhirnya pemerintah Inggris menghentikan kebijakan tindakan kekerasannya,” jelasnya.

Hal sama dilakukan Maha Patih Gajah Mada. Marwan menambahkan, Gajah Mada bertekat ingin mempersatukan nusantara dengan cara bersumpah sebelum nusantara ini dapat disatukan maka ia akan berpuasa dengan tidak akan minum air kelapa muda.

Lebih dalam dari itu mengenai puasa ini ternyata para binatang pun banyak yang berpuasa dalam rangka mencapai kemajuan dan kesuksesannya. Marwan mencontohkan, ular yang selalu ingin tampil gagah, cantik, glowing dan awet muda untuk mewujudkan keinginannya itu melakukan puasa selama 21 hari.

Setelah itu, kata Marwan, ular langsung berganti kulit seraya meninggalkan kulitnya yang sudah banyak keriput. Ia pun keluar menjadi mahluk yang tampil awet muda dan glowing.

Demikian juga dengan ulat ketika ingin berubah menjadi makhluk yang indah dan bisa menari-nari di udara. Untuk mewujudkan keinginan itu harus berpuasa selama 16 hari di dalam daun tidak makan dan tidak minum.

Namun setelah selesai dari puasanya ia pun keluar dan berobah menjadi kupu-kupu yang indah dan bisa terbang serta menari-nari di udara.

“Ternyata itulah hebat dan pentingnya berpuasa, sehingga kita diwajibkan untuk melaksanakannya dalam rangka melakukan perubahan diri, dari tidak baik menjadi baik. Dari tidak bertaqwa menjadi orang yang bertaqwa,” pungkas Marwan.(hzr)

Tinggalkan Balasan