Pangkalpinang – Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengatakan setiap siswa mempunyai kesempatan sama untuk mendapatkan masa depan yang baik. Sebab tidak menutup kemungkinan seorang pemimpin lahir dari sekolah yang biasa-biasa saja.
“Seorang pemimpin bisa lahir dari sekolah biasa-biasa saja. Seperti kata orang bijak, masa depan Anda nanti, tergantung yang Anda baca hari ini,” kata Asyraf saat menyampaikan materi mengenai anak, di SMA PGRI, Pangkalpinang, Senin (5/8/2024).
Kegiatan Sosialisasi Pencegahan Kenakalan Remaja demi Terwujudnya Generasi Muda yang Berkualitas ini dimotori HMI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bekerja sama dengan pihak sekolah. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, dapat mengantisipasi dan menekan tindak kenakalan remaja.
Siswa disarankan untuk rajin membaca. Asyraf menambahkan, jika sekarang sudah hobi membaca buku mengenai kepemimpinan, maka tidak menutup kemungkinan ke depan menjadi pemimpin atau menjadi anggota dewan.
Tak hanya itu, Asyraf juga menegaskan agar siswa menjauhkan diri dari perbuatan perundungan atau kenakalan remaja yang kerap terjadi belakangan ini. Lebih lagi anak perempuan, jangan mudah percaya dengan orang. Apalagi kenalan dari media sosial.
“Anak perempuan harus bisa menjaga diri. Jangan mudah percaya sama orang, apalagi hanya kenal melalui media sosial. Saat ini waktunya sekolah, setelah tamat sekolah lanjutkan pendidikan ke universitas atau perguruan tinggi,” saran Asyraf.
Pergaulan generasi saat ini sangat terbuka, baik pergaulan langsung maupun pergaulan melalui media sosial. Asyraf menambahkan, hendaknya harus pandai dalam memilih teman. Teman dapat memberi pengaruh kehidupan. Jika berteman dengan orang baik, maka akan memberikan dampak baik.
Menurut Asyraf, pergaulan sangat mempengaruhi prestasi seorang siswa. Jika senang berorganisasi, maka masuk organisasi OSIS yang ada di sekolah. Sekarang ini ada kesempatan pengurus OSIS untuk bersaing masuk perguruan tinggi.
Sementara saat sesi dialog, Rahmadani Sinta salah seorang siswa menanyakan dampak buruk pernikahan usia anak. Menjelaskan hal ini, Asyraf mengatakan, banyak dampak kurang baik akibat pernikahan usia anak.
Salah satunya, kata Asyraf, organ reproduksi perempuan usia anak belum siap untuk mengandung dan melahirkan. “Jika menikah usai anak maka tidak mendapatkan akta nikah, karenanya menikah sirih. Akhirnya, perempuan selalu dirugikan,” jelasnya.(hzr)