Penyuluh Agama Ujung Tombak, Asyraf Sarankan Agar Tepat Sasaran

Penyuluh Agama Ujung Tombak, Asyraf Sarankan Agar Tepat Sasaran

Pangkalpinang – Penyuluh agama merupakan ujung tombak. Keberadaan penyuluh sangat penting, untuk itu sebagai penyuluh diharapkan mendapatkan sasaran yang tepat ketika melakukan sosialisasi atau saat menyampaikan pesan.

Demikian disampaikan Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung saat pertemuan di Kantor Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Kanwil Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (24/6/2025).

Kegiatan ini dihadiri sejumlah penyuluhan agama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Menyinggung mengenai isu-isu terkait perempuan dan anak, Asyraf menjelaskan, di antaranya mengenai kekerasan, trafficking, kemiskinan, eksploitasi dan diskriminasi.

“Sementara ini perempuan masih dianggap lemah. Hal ini perlu peningkatan kapasitas, pemberdayaan dan pencegahan serta penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak,” jelasnya.

Ada beberapa program dinas untuk melakukan peningkatan kapasitas tersebut. Asyraf menjelaskan, program itu di antaranya perlindungan perempuan, program PUG dan pemberdayaan perempuan, dan program peningkatan kualitas keluarga.

“Ada juga program sistem informasi data gender dan anak, program perlindungan anak serta program pemenuhan hak anak,” papar Asyraf.

Lebih jauh Asyraf menjelaskan, DP3ACSKB sudah pernah melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh agama. Pertemuan itu bertujuan untuk menginformasikan persoalan-persoalan terkait perempuan dan anak.

“Seperti persoalan pernikahan usia anak. Pernikahan usai anak akhir-akhir ini cukup marak. Pernikahan di bawah usia 17 tahun, masuk dalam kasus pernikahan usai anak. Begitu juga halnya dengan kasus stunting,” ungkap Asyraf.

Tak hanya bicara mengenai persoalan perempuan dan anak. Sebab Asyraf juga menginformasikan mengenai administrasi kependudukan dan pencatatan sipil. Salah satunya mengenai data di kartu tanda kependudukan.

“Perubahan data di KTP dapat dilakukan, contohnya jika terjadi pindah agama. Begitu juga jika ingin melakukan perubahan foto, seperti tidak berhijab menjadi berhijab atau sebaliknya,” kata Asyraf.

Memasuki sesi diskusi, Deni penyuluh agama Katolik menanyakan mengenai kasus perdagangan manusia yang masuk ke Bangka Belitung. Menjawab hal itu, Asyraf mengatakan, persoalan ini kebanyakan dikarenakan persoalan ekonomi.

“Korban biasanya dijanjikan sebagai tenaga administrasi dengan gaji besar. Namun kenyataannya, perempuan itu dipekerjakan sebagai PSK,” jelasnya.(hzr)

Tinggalkan Balasan