Bangka, 11 Juli 2025 — Suasana penuh keakraban menyelimuti kediaman Dato’ Haji Marwan di Bukit Betung, Jumat sore (11/7) usai Salat Ashar. Pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Bangka, Naziarto–Usnen, bersilaturahmi ke rumah tokoh adat yang dihormati sebagai Panghulu Negeri Serumpun Sebalai.
Kunjungan ini tidak hanya bersifat politis, tetapi juga mencerminkan penghormatan terhadap tokoh budaya serta warisan nilai-nilai adat yang dijaga oleh Panghulu Negeri.
Kedatangan keduanya disambut dengan tabuhan rebana, mengiringi semangat persaudaraan yang hangat. Bendera-bendera kekerabatan tampak mengelilingi balai pertemuan, berdampingan dengan bendera kultural Negeri Serumpun Sebalai, Serambi Cahaya.
Dato’ Haji Marwan menyambut kedatangan Naziarto–Usnen dengan penuh keterbukaan. Dalam petuahnya ia menyampaikan suka citanya atas makin banyak putra daerah yang terpanggil untuk memimpin tanah kelahirannya.
“Kami sangat senang jika ada putra-putra Bangka yang terpanggil untuk memimpin Bangka. Sebab kalau tidak ada yang terpanggil, kita khawatir yang memimpin malah orang-orang yang tak jelas asal-usulnya,” ujarnya.
Pasangan Naziarto–Usnen menyampaikan rasa syukur atas sambutan hangat dan prosesi yang dijalani. Mereka menegaskan komitmen untuk menjadikan kebudayaan sebagai salah satu pilar pembangunan Bangka ke depan.
Sebagai bentuk dukungan terhadap inisiatif budaya dan keagamaan, Naziarto turut menyerahkan sumbangan senilai 25 set dulang dan tudung saji untuk program Gerbang Emas (Gerakan Bagi-bagi Dulang ke Masjid-masjid), sebuah gerakan yang diprakarsai langsung oleh Dato’ Panghulu untuk menghidupkan kembali semangat gotong royong dan estetika budaya dalam kegiatan keagamaan masyarakat.
Salah satu momen sakral dalam pertemuan ini adalah prosesi tepung tawar, sebuah ritual adat yang sarat makna. Ramuan khusus dipoleskan ke tangan dan dahi kedua kandidat dengan daun pandan, disertai doa-doa restu. Prosesi ini dipimpin oleh Dato’ Panghulu bersama para sesepuh dan tokoh masyarakat.
Dengan prosesi adat dan pertemuan yang sarat makna ini, Bukit Betung kembali menegaskan posisinya sebagai simpul penting dalam dialektika budaya, politik, dan masa depan Kepulauan Bangka Belitung.(MABMI)