Jalur Kereta Api Cicalengka-Banjar
Jalur kereta api terindah di Indonesia lainnya yang wajib kamu coba berikutnya juga masih berada di Provinsi Jawa Barat. Jalur ini adalah jalur kereta api Cicalengka-Banjar.
Jalur kereta api Cicalengka-Banjar dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS) pada rentang tahun 1887 hingga 1894. Jalur ini merupakan jalur lintas pegunungan dan berada di bawah pengelolaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi II Bandung.
Fakta menariknya adalah awalnya pembangunan jalur kereta api di wilayah ini dianggap mustahil, tetapi pada akhirnya dapat dilaksanakan juga walau terdapat tantangan kondisi alam pegunungan, perbukitan, dan rawan longsor.
Penumpang kereta api di jalur ini mulai disuguhkan pemandang alam selepas Stasiun Cicalengka, di mana jalur kereta api menanjak terjal dan meliuk-liuk hingga Stasiun Nagreg yang merupakan stasiun kereta api dengan elevasi tertinggi yang masih aktif di Indonesia yaitu 848 meter di atas permukaan laut.
Selepas Nagreg, jalur kereta api mulai sedikit menurun tetapi masih meliuk-liuk melintasi perbukitan terjal lereng Gunung Mandalawangi dengan Stasiun Lebakjero menjadi salah satu stasiun berpemandangan terindah di Indonesia.
Selanjutnya, jalur kereta api akan melintasi tebing terjal dengan pemandangan persawahan Garut di kejauhan dan melintasi tikungan besar Kadungora berbentuk tapal kuda yang menjadi salah satu spot foto favorit para railfans Indonesia.
Jalur kereta api masih akan melintasi persawahan dan meliuk-liuk melintasi Stasiun Leles, Stasiun Cibatu, dan Stasiun Warungbandrek hingga Stasiun Bumiwaluya dengan sejumlah jembatan di jalur tersebut.
Kemudian kereta api akan menanjak terjal hingga Stasiun Cipeundeuy dengan ketinggian 772 mdpl yang merupakan stasiun sakti di mana seluruh kereta api yang melintasi jalur ini wajib berhenti untuk pemeriksaan rem.
Selanjutnya, jalur kereta mulai menurun curam melintasi hutan-hutan dengan meliuk-liuk bukit hingga Stasiun Ciawi. Selepas Stasiun Ciawi, jalur didominasi lintas datar dan terdapat satu spot yang wajib diabadikan yaitu Jembatan Cirahong di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Ciamis yang melintasi Sungai Citanduy antara Stasiun Manonjaya dan Stasiun Ciamis.
Jembatan ini unik karena di atasnya dilintasi kereta api dan di bawahnya dilintasi kendaraan bermotor. Selanjutnya jalur cenderung datar hingga Stasiun Banjar yang menjadi stasiun besar untuk pergantian masinis kereta api relasi Bandung-Surabaya maupun sebaliknya.
Untuk menikmati jalur kereta api Cicalengka-Banjar, kita dapat menggunakan sejumlah layanan kereta api yang tersedia di jalur ini yaitu KA Argo Wilis relasi Bandung-Surabaya Gubeng PP, KA Malabar relasi Bandung-Malang PP, KA Lodaya relasi Bandung-Solo Balapan PP, KA Pasundan relasi Kiara Condong-Surabaya Gubeng PP, KA Pangandaran relasi Gambir-Banjar PP, dan KA Serayu relasi Pasar Senen-Purwokerto PP.
Jalur kereta api Prupuk-Purwokerto-Kroya
Jalur kereta api terindah di Indonesia yang wajib dicoba lainnya adalah jalur kereta api Prupuk-Purwokerto-Kroya. Jalur kereta api ini merupakan salah satu jalur utama lintas selatan Jawa dan sering dilintasi oleh kereta api relasi Jakarta-Yogyakarta PP, Jakarta-Solo PP, bahkan Jakarta-Surabaya PP.
Jalur kereta api Prupuk-Purwokerto-Kroya mulai dioperasikan pada rentang tahun 1916 hingga 1917 oleh Staatsspoorwegen (SS). Lintasan antara Prupuk-Purwokerto didominasi pegunungan tepatnya Pegunungan Pembarisan dan kaki Gunung Slamet.
Untuk jalur dari Purwokerto hingga Kroya merupakan lintas datar yang melintasi lembah Sungai Serayu. Jalur ini dioperasikan sebagai shortcut lintasan Jakarta-Yogyakarta-Surabaya agar tidak memutar terlalu jauh melalui Bandung.
Selepas melintasi Stasiun Prupuk, jalur kereta api mulai menanjak dan meliuk-liuk melintasi bukit hingga Stasiun Linggapura dan Stasiun Bumiayu. Ada beberapa jembatan yang dilintasi seperti Jembatan Tonjong, Jembatan Kali Kalong, Jembatan Kali Glagah, dan Jembatan Kalibelang.
Selepas Stasiun Bumiayu, kita akan disuguhkan pemandangan Jembatan Sakalibel yang merupakan jembatan terpanjang di lintas Prupuk-Purwokerto dengan panjang 298 meter melintasi Kali Keruh Bumiayu. Selanjutnya, kereta api akan melintasi banyak persawahan terasering, hutan, dan pemandangan Gunung Slamet dari kejauhan hingga Stasiun Purwokerto.
Selepas Stasiun Purwokerto, jalur mulai menurun dan cenderung datar. Kita akan melewati Jembatan Sungai Logawa, Terowongan Notog, Jembatan Kereta Api Sungai Serayu Rawalo yang begitu panjang dan indah, serta Terowongan Kembar Kebasen. Semuanya dapat kita nikmati dalam jarak yang berdekatan.
Untuk menyaksikan pemandangan indah di jalur kereta api Prupuk-Purwokerto-Kroya, kalian dapat menggunakan sejumlah layanan kereta api seperti KA Argo Lawu-KA Argo Dwipangga relasi Gambir-Solo Balapan PP, KA Argo Semeru relasi Gambir-Surabaya Gubeng PP, KA Taksaka relasi Gambir-Yogyakarta PP, KA Purwojaya relasi Gambir-Cilacap PP, KA Gaya Baru Malam Selatan relasi Pasar Senen-Surabaya Gubeng PP, dan KA Sawunggalih relasi Pasar Senen-Kutoarjo PP.(kp/*)

