LIDAH yang sering terasa pahit bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berkaitan dengan kondisi medis maupun kebiasaan sehari-hari. Berikut adalah beberapa penyebab umum dari rasa pahit pada lidah:
Masalah Pencernaan:
- Gastroesophageal reflux disease (GERD): Asam lambung yang naik ke kerongkongan dapat menyebabkan rasa pahit atau asam di mulut.
- Dispepsia (gangguan pencernaan): Ketidaknyamanan pencernaan seperti perut kembung atau rasa penuh bisa disertai dengan rasa pahit.
Infeksi Mulut dan Gigi:
- Infeksi jamur (kandidiasis): Infeksi jamur di mulut dapat menyebabkan rasa pahit.
- Gingivitis atau radang gusi: Peradangan pada gusi atau masalah kesehatan gigi lainnya bisa mengganggu indra pengecap dan menimbulkan rasa tidak enak.
Konsumsi Obat-obatan:
- Beberapa obat, seperti antibiotik, antihistamin, obat tekanan darah, atau obat untuk masalah pencernaan, dapat menyebabkan efek samping berupa rasa pahit di mulut.
Kekurangan Vitamin:
- Kekurangan vitamin B12 atau zinc dapat mempengaruhi indra pengecap dan menyebabkan rasa pahit atau logam.
Dehidrasi atau Mulut Kering:
- Kekurangan cairan tubuh atau mulut yang kering dapat mengganggu rasa dan menyebabkan rasa pahit atau asam di mulut.
Merokok atau Konsumsi Alkohol:
- Merokok atau konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada mulut dan mengganggu keseimbangan rasa.
Kondisi Kesehatan Lainnya:
- Diabetes: Kadar gula darah yang tinggi dapat memengaruhi rasa di mulut, sering kali menyebabkan rasa manis atau pahit.
- Penyakit hati atau ginjal: Gangguan fungsi hati atau ginjal dapat menyebabkan penumpukan racun dalam tubuh, yang berujung pada rasa pahit.
- Penyakit neurologis: Beberapa gangguan saraf, seperti Parkinson, bisa mempengaruhi indra pengecap.
Kondisi Hormonal:
- Perubahan hormon, terutama pada wanita yang sedang hamil atau menopause, dapat memengaruhi rasa pada lidah.
Stres dan Kecemasan:
- Stres dapat menyebabkan berbagai perubahan fisik dalam tubuh, termasuk mempengaruhi indra pengecap dan rasa di mulut.
Jika rasa pahit pada lidah terjadi secara terus-menerus atau disertai dengan gejala lain, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang lebih tepat dan penanganan yang sesuai.(*)

