MEMPUNYAI banyak waktu luang di akhir tahun jangan disia-siakan. Mau liburan tidak punya modal, nah untuk mengisi waktu ini solusinya. Anda bisa melakukan aktivitas membuat kerajinan gerabah atau tembikar.
Kerajinan ini merupakan proses yang melibatkan pembentukan tanah liat menjadi barang-barang fungsional atau dekoratif dengan teknik tertentu. Berikut adalah langkah-langkah dasar dalam membuat kerajinan tembikar:
Langkah pertama mempersiapkan bahan utama: Tanah liat (biasanya tanah liat yang lebih halus), air, dan terkadang bahan tambahan seperti pasir atau serbuk gergaji untuk memberi kekuatan pada tembikar. Adapun alat yang dibutuhkan untuk membuat tembikar yakni, putaran tembikar (untuk teknik pemutaran), alat pemotong dan pembentuk (seperti spatula dan pisau keramik).
Selain itu, ada dua bahan dan alat lainnya, air dan spons untuk menghaluskan permukaan, pembakar tembikar (oven atau tungku pembakaran).
Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat tembikar, terlebih dahulu mempersiapakan tanah liat sebagai bahan utama. Pencampuran dan pengulenan tanah liat perlu diolah terlebih dahulu dengan menguleni agar tidak ada udara yang terperangkap di dalamnya dan teksturnya menjadi halus. Proses ini juga disebut “wedging”. Kemudian pelembapan dengan menambahkan sedikit air jika tanah liat terlalu kering agar lebih mudah dibentuk.
Teknik pembentukan menggunakan teknik putaran (Wheel Throwing). Gunakan putaran tembikar untuk membentuk benda seperti mangkuk, vas, atau piring. Tanah liat ditempatkan di tengah putaran, lalu diputar dan dibentuk dengan tangan atau alat pembentuk. Teknik Pinch Pot (Pencetkan Tangan), ambil bola tanah liat dan bentuk dengan cara mencubitnya hingga membentuk wadah.
Teknik Coiling (Lapisan Gulungan) dengan melakukan pembuatan gulungan tanah liat dan susun secara melingkar untuk membentuk dinding tembikar. Teknik ini sering digunakan untuk membuat pot atau guci besar. Teknik Slab (Pelat), menggunakan tanah liat yang digulung rata dan dipotong menjadi bentuk pelat. Potongan ini kemudian disusun untuk membentuk dinding atau bentuk yang diinginkan.
Untuk proses pengeringan dan pembakaran pertama (Bisque Firing), setelah tembikar dibentuk, biarkan benda tersebut mengering hingga keras tetapi belum sepenuhnya kering (tidak rapuh). Proses ini disebut “lembab” atau “lembek”. Setelah cukup kering, benda tembikar dibakar dalam pembakaran pertama (bisque firing) pada suhu sekitar 900°C hingga 1000°C untuk mengeraskan tanah liat.
Pewarnaan dan pengglaziran setelah pembakaran pertama, tembikar bisa diberi warna menggunakan pigmen atau glasir (glaze) untuk memberikan tampilan yang lebih menarik dan melindungi permukaannya. Pewarnaan bisa menggunakan pewarna tanah liat atau underglaze untuk memberi warna pada permukaan tembikar.
Pengglaziran atau lapisan pelindung diaplikasikan pada tembikar, baik dengan cara dicelup, disikat, atau disemprot, untuk memberi kilau dan perlindungan. Kemudian melanjutkan dengan melakukan pembakaran kedua (Glaze Firing). Setelah tembikar dilapisi glasir, proses pembakaran kedua dilakukan pada suhu yang lebih tinggi (sekitar 1100°C hingga 1300°C) untuk mengubah glasir menjadi kaca dan memberikan warna serta kilau pada permukaan.
Langkah terakhir, setelah pembakaran kedua, biarkan tembikar mendingin. Setelah dingin, periksa kerajinan Anda, dan lakukan finishing jika diperlukan, seperti menghaluskan tepi atau membersihkan bagian yang tidak sempurna.
Ada tips tambahan ketika Anda membuat kerajinan tembikar. Untuk meningkatkan kreativitas, Anda jangan takut untuk bereksperimen dengan bentuk, tekstur, dan warna. Anda bisa menambahkan detail seperti ukiran atau pemukulan untuk membuatnya lebih unik.
Selain itu, Anda mesti sabar saat menjalani proses pembuatan tembikar membutuhkan kesabaran dan perhatian terhadap detail, terutama dalam tahap pengeringan dan pembakaran untuk menghindari keretakan atau deformasi.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat membuat berbagai macam kerajinan tembikar yang cantik dan fungsional.(*)