Asyraf Berharap Usaha Industri Rumahan Terus Maju

Sungai Selan – Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengunjungi industri rumahan di Desa Sungai Selan, Kabupaten Bangka Tengah, Rabu (12/2/2025). Ada lima industri rumahan dikunjungi kali ini.

Industri rumahan produksi Dodol milik Yohani, salah satu yang dikunjungi. Dodol ini lebih dikenal dengan sebutan Dodol bik Iput. Dodol diproduksi berdasarkan pesanan, namun tak jarang pemasaran juga melalui teknologi digital media sosial seperti Facebook.

Pemasaran yang dilakukan melalui media sosial tersebut tak jarang mendatang konsumen dari luar daerah. Bahkan, ada juga pesanan dari konsumen yang ingin membawa dodol untuk dijadikan buah tangan.

Menurut Yohani, produksi dodol satu kuali mencapai sepuluh kilogram. Namun untuk waktu-waktu tertentu, seperti hari besar keagamaan, produksi bisa mencapai 700 kilogram. Untuk satu kilogram dodol biasa dijual seharga Rp75 ribu.

“Memproduksi dodol ini biasanya dibantu dua orang. Pembuatan dodol telah dilakukan selama 20 tahun, namun sampai sekarang belum ada merek dodolnya,” kata Yohani.

Masih di Desa Sungai Selain, Asyraf juga berkunjung ke industri rumahan milik Yuliana yang memproduksi keripik dan makanan kering. Salah satu produksi unggulannya yakni, keripik ubi ungu. Selain secara konvensional, pemasaran produk juga dilakukan melalui media sosial.

“Pemasaran sudah dilakukan melalui Shopee, namun masih belum ada yang pesan. Selain itu penjualan juga ada di toko dan galeri,” ungkapnya.

Sementara saat mengunjungi industri rumahan pembuatan kemplang ikan, Asyraf Suryadin secara langsung mempraktekkan memanggang kemplang. Kemplang panggang milik Susmawati dikenal dengan sebutan kemplang Mbok Sus.

Satu bungkus berisi 20 kemplang, Susmawati menjualnya seharga Rp25 ribu. Adapun biaya produksi yang dibutuhkan tergantung jumlah ikan dan tepungnya. Mengembangkan usaha yang dilakukan secara turun menurun ini dibantu anaknya.

“Jika sedang ada pesanan dalam jumlah banyak, maka kita dibantu dua orang tenaga kerja. Jadi semuanya tergantung pesanan,” ungkapnya.

Industri rumahan Dapur Nga Sina juga menjadi perhatian Asyraf. Seperti halnya industri rumahan lainnya, proses pemasangan produk masih mengandalkan cara konvensional. Produk dibawa langsung ke Kabupaten Bangka Tengah dan Kota Pangkalpinang.

“Penjualan dibantu anak-anak, ada yang dibawa ke Kabupaten Bangka Tengah dan ada yang dibawa ke Pangkalpinang. Harga keripik per bungkus Rp5000, agar pembeli lebih terjangkau,” ujarnya.

Kunjungan kali ini diakhiri ke industri rumahan pembuatan jamu milik ibu Suparji. Adapun penjualan produk dilakukan di depan rumah, dan terkadang dibawa keliling kampung menggunakan motor.

Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berharap sejumlah industri rumahan ini maju. Pengembangan usaha ke depan bisa menggunakan e-commerce, agar kemampuan industri rumahan milik perempuan semakin dikenal.

“Kita berharap produk industri rumahan yang ada di Sungai Selan ini bisa mendunia. Kita berupaya untuk mendigitalisasikan industri rumahan,” tegas Asyraf.

Pelaksanaan kegiatan kali ini, DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bermitra dengan mahasiswa Unmuh Babel yang sedang melaksanakan KKN di Desa Sungai Selan Atas, Kabupaten Bangka Tengah.

Kegiatan ini juga sekaligus melaksanakan Pengabdian Masyarakat selama KKN dengan judul Digitalisasi Industri Rumahan Perempuan di Desa Sungai Selan Atas Kabupaten Bangka Tengah.(hzr)

Tinggalkan Balasan