SEMAKIN kecil angka terjadinya kasus kekerasan terhadap anak di suatu daerah merupakan bentuk keberhasilan dinas pengampu perlindungan anak. Sebaliknya, jika terjadi suatu kasus bisa langsung ditangani dan melakukan pendampingan.
Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengatakan, semakin kecil jumlah kasus kekerasan terhadap anak, menunjukkan keberhasilan kegiatan pencegahan. Kegiatan ini memberikan informasi mengenai masalah-masalah anak.
“Untuk itu, manfaatkan kegiatan ini sebaik-baiknya,” kata Asyraf saat Kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM Lembaga Penyedia Layanan Perlindungan dan Penanganan bagi AMPK Kewenangan Provinsi, di Hotel Cordela, Kamis (17/7/2025).
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dapat menjadi momen untuk sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap anak. Asyraf menjelaskan, tahun ajaran baru kali ini ada tiga sekolah yang sudah bekerja sama dengan DP3ACSKB Babel.
Menurut Asyraf, persoalan yang kerap terjadi di masa remaja yaitu pacaran. Kasus pacaran menjadi kekhawatiran, apalagi sudah di luar batas, sehingga berakhir dengan pernikahan usai anak. Padahal ketika itu, emosional anak masih labil.
“Bagusnya pacaran itu ketika setelah menikah. Jika masih usia anak, emosional seseorang masih belum stabil, maka saat ada masalah seringkali langsung minta cerai. Ini menjadi persoalan lagi,” jelasnya.
Banyak terjadi pernikahan usia anak tidak sesuai harapan. Asyraf mengatakan, masalah sosial, ekonomi dan faktor pendidikan merupakan beberapa penyebab pernikahan usia anak. Rendahnya tingkat pendidikan di suatu daerah, berdampak terhadap pernikahan usai anak.
“Tingkat pendidikan di Kota Pangkalpinang sudah cukup baik. Berbeda dengan beberapa kabupaten yang masih perlu meningkatkan upaya bersekolah di usia anak,” jelas Asyraf.
Kondisi tersebut, kata Asyraf, menjadi tugas semua pihak. Salah satunya menjadi tugas dinas yang mengampu perlindungan terhadap anak. Kegiatan kali ini mesti mempunyai pengaruh baik bagi kabupaten/kota di Bangka Belitung.
“Tindakan kekerasan terhadap anak bisa terjadi di lingkungan keluarga. Keretakan dalam keluarga mempunyai pengaruh kurang baik bagi perkembangan perilaku anak. Untuk itu, memberikan pendampingan keluarga juga baik ,” kata Asyraf.(hzr)

