KETIKA peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Riadus Sholihin, Sungaiselan, Kamis malam (4/9/25), Ketua Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Kepulauan Bangka Belitung, Dato’ Marwan Alja’fari, diminta menyampaikan ceramah hikmah Maulid.
Dato’ Marwan menyampaikan, Nabi Muhammad SAW dilahirkan dan diutus Allah ke muka bumi dengan membawa tugas besar, yaitu mengubah SIM manusia.
Saat Dato’ melempar pertanyaan kepada jamaah, sebagian menjawab SIM adalah Surat Izin Mengemudi. Namun, Dato’ Marwan menjelaskan, bahwa yang dimaksud SIM adalah Spiritualitas, Intelektualitas, dan Moralitas.
“Spiritualitas adalah hubungan antara hamba dengan Tuhannya. Jika hubungan itu belum baik, belum dekat, dan belum dilandasi rasa cinta, maka harus segera diperbaiki agar semakin dekat kepada Allah,” ujar Dato’.
Selanjutnya, ia menjelaskan, intelektualitas adalah pola pikir manusia yang sering kali hanya mengejar kesuksesan dan kebahagiaan dunia, sementara melupakan kesuksesan dan kebahagiaan akhirat. “Ini harus dibenahi!” pesan Dato’.
Adapun Moralitas adalah perilaku, adab, dan akhlak manusia yang pada masa jahiliyah mengalami kehancuran, sehingga disebut zaman kegelapan.
“Itulah SIM yang berhasil diubah Nabi Muhammad SAW, dari kegelapan menuju cahaya terang benderang (minaz zulumaati ilan nuur),” terang Dato’.
Dato’ Marwan juga menegaskan, keberhasilan Nabi Muhammad dalam mengubah SIM manusia inilah yang mengantarkan beliau, dari seorang pemuda penggembala domba, menjadi pemimpin tersukses di dunia.
“Kehadiran Nabi Muhammad di muka bumi ini bagaikan matahari yang menyinari dunia dan bagaikan Bulan purnama yang bersinar di malam yang gelap gulita,” kata Dato.
Ceramah hikmah itupun ditutup dengan pesan agar umat meneladani perjuangan Rasulullah SAW.(MABMI)

