Persib Store Ruang Ekonomi Kreatif yang Berdampak

WAKIL Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar mengapresiasi Persib Store sebagai entitas bisnis yang berhasil melakukan kolaborasi dengan berbagai merek, menciptakan ekosistem komersial yang kuat, dan memanfaatkan fanbase besar dari klub sepak bola, Persib Bandung, yang disebut Bobotoh. Wamen Ekraf Irene meyakini peran Persib Store sebagai ruang kolaborasi olahraga, gaya hidup, dan industri kreatif yang berkelanjutan.

“Idealnya, Persib Store punya peran memberi ruang bagi ekonomi kreatif untuk tumbuh dan berdampak. Ini membuktikan bahwa olahraga seperti sepakbola punya kekuatan untuk menyatukan banyak hal seperti budaya, komunitas, dan industri kreatif,” ujar Wamen Ekraf Irene saat visitasi Persib Official Store di Tamansari, Bandung pada Minggu, 28 September 2025.

Persib Bandung mampu menjadi salah satu klub sepak bola di Indonesia yang memiliki alternatif sumber pendapatan signifikan dari Persib Store dengan pengelolaan dan komersialisasi secara strategis. Tak hanya menjual merchandise resmi, Persib Store mampu membangun cerita, identitas, dan kebanggaan yang dekat dengan Bobotoh sekaligus masyarakat Jawa Barat.

“Setiap kota harus punya ciri khasnya begitu juga dengan brand development yang dilakukan Persib Store. Sudah saatnya pengembangan retail ini berkolaborasi dengan IP-IP lokal untuk mendorong pertumbuhan industri kreatif nasional dan jalan bareng menuju pasar global,” imbuh Wamen Ekraf Irene.

Di tempat yang sama, Head of Commercial Retail and Merchandising Persib Store Fadma Wijayati mengatakan potensi perkembangan bisnisnya tak hanya sekadar menjual merchandise resmi saja. Dia mengaku keterlibatan kolaborasi bersama UMKM juga pernah dilakukan untuk meningkatkan daya saing produk lokal seperti dalam program KolaboraSIB yang menjalin kerja sama dengan Cosmic dan Hammerstouth untuk industri kreatif yang terus berkembang.

“Semangat baru Persib Store untuk terus berkembang tak hanya sekadar sebagai retail merchandise offline saja. Gebrakan lain tentu dilakukan dengan penjualan secara daring (online). Kami optimis bisa menjadi etalase produk kreatif Bandung yang bisa dibanggakan sebagai bagian dari ekosistem ekonomi kreatif di Indonesia,” tambah Fadma.(raf)

Tinggalkan Balasan