Membuat Story Telling di Media Sosial

Sekarang hampir setiap orang mempunyai satu smartphone, bahkan ada yang memiliki sampai dua unit smartphone. Ini membuktikan teknologi sudah semakin dekat dengan masyarakat dan masyarakat sudah menjadikan smartphone sebagai suatu kebutuhan. Uniknya lagi, terkadang ada masyarakat yang lebih khawatir ketinggalan smartphone dari pada ketinggalan dompet.

Perkembangan teknologi tersebut membuat pola pikir masyarakat pun menjadi berubah, yakni dengan semakin aktif berinteraksi dengan media sosial. Apapun yang terjadi di tengah masyarakat, menjadi objek dan materi untuk ditayangkan di media sosial. Sehingga cara orang untuk menjadi trend pun semakin lebih mudah.

Story Telling merupakan pola yang digunakan masyarakat ketika berinteraksi di media sosial. Kemampuan masyarakat menyampaikan suatu cerita kepada sesama pengguna media sosial, baik dalam bentuk kata-kata, gambar, foto maupun suara semakin hebat. Uniknya masyarakat terkadang sudah bisa dan terbiasa menjalankan profesi jurnalis.

Banyak contoh dapat dilihat di media sosial, kejadian yang tak terliput kalangan jurnalis menjadi heboh dan pembahasan menarik ketika terekam oleh pengguna media sosial. Semua kejadian dapat disampaikan secara berantai, sehingga lebih cepat trending. Cara-cara seperti ini tak hanya digunakan masyarakat kalangan bawah, tak sedikit dimanfaatkan kalangan atas seperti politisi.

Adapun tujuan pemanfaatan media tersebut berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan peselancar di media sosial. Namun ada baiknya, sebelum berselancar di media sosial mengetahui etika, terutama dalam mengemas suatu tulisan dan merekam suatu kejadian. Karena dengan beretika dapat membuat peselancar aman menggunakan media sosial.

Seperti dituliskan budayawan Marahimin, tulisan itu seperti bayang-bayang sepanjang badan, tulisan sepanjang bahan. Sebelum bahan habis, teruslah menulis. Begitu bahan habis berhentilah menulis. Jika bahan belum habis Anda berhenti menulis, tulisan Anda banyak bolongnya. Jika bahan habis Anda belum berhenti menulis, tulisan Anda banyak bohongnya.

Tinggalkan Balasan