Empat Geopark Indonesia Berhasil Masuk Jaringan UNESCO Global Geopark

Jakarta – Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menyambut baik penetapan empat situs geopark Indonesia ke dalam jaringan UNESCO Global Geoparks (UGG) yang diharapkan akan memperkuat promosi pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air sekaligus memperkuat arah pembangunan pariwisata Indonesia yang semakin berkualitas dan berkelanjutan.

Keempat geopark tersebut adalah Ijen UNESCO Global Geopark, Maros Pangkep UNESCO Global Geopark, Merangin Jambi UNESCO Global Geopark, dan Raja Ampat UNESCO Global Geopark.

Menparekraf Sandiaga dalam keterangannya, Kamis (25/5/2023), mengatakan legitimasi dari UNESCO ini akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya terhadap keberlanjutan pelestarian potensi (keanekaragaman hayati dan keragaman budaya) yang ada di dalam masing-masing geopark.

“Sekaligus sebagai sarana promosi yang efektif sehingga dapat menambah minat wisatawan, tidak hanya nusantara tapi juga mancanegara. Sehingga pada akhirnya akan memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat,” kata Menparekraf Sandiaga.

UNESCO Global Geopark adalah sebuah wilayah geografis di mana situs dan lanskap yang menjadi aset geologis internasional dikelola dengan konsep konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat secara terpadu.

Taman Bumi (geopark) yang mendapat pengakuan UNESCO akan dikembangkan dengan pendekatan konservasi dan pembangunan berkelanjutan dengan melibatkan komunitas lokal.

Menparekraf Sandiaga mengatakan akan all out mendorong promosi baik di keempat geopark yang baru saja ditetapkan dalam jaringan UGG ataupun enam geopark yang sebelumnya telah lebih dulu ditetapkan agar semakin dikenal dan menarik minat wisatawan.

Termasuk melakukan pendampingan dan pelatihan dalam penguatan SDM guna memastikan agar keragaman yang ada di dalam geopark tetap terjaga.

Selain itu juga memastikan geopark sebagai wilayah geografi yang memiliki warisan geologi dan keanekaragaman geologi yang bernilai tinggi, termasuk di dalamnya keanekaragaman hayati dan keragaman budaya yang menyatu yang dikembangkan dengan tiga pilar utama yakni konservasi, edukasi, dan pengembangan ekonomi lokal.

“Termasuk memastikan keterlibatan desa-desa wisata di sekitar geopark agar dapat berkontribusi dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis geopark,” kata Sandiaga.(Kemenparekraf)

Tinggalkan Balasan