Menikmati Potensi Wisata Hutan Mangrove di Pulau Bangka

Kawasan wisata hutan mangrove Rabeng Perpat Permai menyediakan pondok tempat wisatawan melepaskan lelah

SALAH satu keunggulan bagi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yakni, mempunyai banyak potensi wisata alam pesisir pantai. Hutan mangrove merupakan potensi sangat menarik jika dikelola secara baik, sebab selain bisa menjadi tempat wisata, kawasan mangrove juga bisa menjadi tempat belajar. Pasalnya hutan mangrove mempunyai ekosistem unik dari sekian banyak jenis hutan tropis.

Kini, berkat tangan-tangan kreatif anak muda di Pulau Bangka, telah berhasil menciptakan destinasi wisata kawasan hutan mangrove. Kali ini berangkat dari kawasan wisata hutan mangrove di Kurau, Kabupaten Bangka Tengah. Pemuda di Desa Kurau menjadi pionir menciptakan kawasan hutan mangrove sebagai tempat wisata. Kawasan wisata ini dikombinasikan dengan perjalanan menggunakan kapal motor.

Untuk sampai ke kawasan hutan mangrove Desa Kurau, jika dari Pangkalpinang membutuhkan waktu hanya 36 menit saja menggunakan kendaraan roda empat, dengan jarak tempuh sekitar 26 kilometer. Saat mengunjungi lokasi hutan mangrove Kurau, wisatawan disuguhkan dengan sensasi goyangan di atas kapal saat melintasi sungai air payau.

Pemandu wisata sekaligus pengemudi kapal motor sangat piawai melintasi aliran sungai selebar sekitar empat sampai enam meter. Selama sepuluh menit berada di kapal motor, kemudian wisatawan merapat di tujuan.

Hutan mangrove Desa Kurau

Nah, turun dari kapal motor wisatawan mulai bisa menikmati pemandangan hutan mangrove. Lokasi ini menyediakan jalan titian menggunakan papan bagi pengunjung yang ingin berkeliling di kawasan hutan mangrove. Selain itu, di tempat ini juga terdapat kolam untuk budidaya kepiting mangrove atau yang lebih akrab disebut kepiting batu.

Rabeng Perpat Permai

Setelah mengeksplorasi kawasan hutan mangrove Kurau, kini menuju hutan mangrove Rabeng Perpat Permai yang berada di kawasan Belinyu, Kabupaten Bangka. Nuansanya agak sedikit berbeda dengan kawasan hutan mangrove di Kurau. Sebab di lokasi ini pengunjung tidak diberikan sensasi menaiki kapal motor.

Awal masuk kawasan, pengunjung disuguhkan dengan kolam budidaya ikan air payau. Wisatawan diberikan kesempatan untuk memberi makan ikan yang ada di kolam tersebut. Setelah berjalan beberapa langkah, kemudian terbentang jembatan gantung papan.

Rabeng Perpat Permai

Wisatawan diatur bergiliran untuk melintasi jembatan ini, sebab jembatan akan sedikit bergoyang. Usai melintasi jembatan, wisatawan mulai masuk ke kawasan hutan mangrove.

Saat berada di dalam kawasan hutan, udara sejuk dan aroma lumpur air payau terasa di hidung. Wisatawan bisa berselfie ria di sekitar lintasan kawasan hutan. Untuk bisa menikmati keindahan wisata kawasan hutan Rabeng Perpat Permai, jika perjalanan dari Pangkalpinang maka untuk menuju lokasi membutuhkan waktu sekitar dua jam dengan jarak tempuh sekitar 90 kilometer.

Sebagai ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kota Pangkalpinang mempunyai akomodasi layak bagi wisatawan. Sebab wisatawan bisa memilih menginap di hotel dengan tarif minimal hingga hotel bintang lima. Selain itu, wisatawan bisa menikmati wisata belanja.

Hutan mangrove Tanjung Bunga

Tak hanya itu, di Pangkalpinang juga terdapat kawasan wisata hutan mangrove. Namun kawasan hutan mangrove di Pangkalpinang masih relatif baru, sehingga belum begitu dikenal. Selain itu tanaman mangrove tak sebanyak yang ada di kawasan Desa Kurau, Kabupaten Bangka Tengah dan Rabeng Perpat Permai, Belinyu, Kabupaten Bangka.

Lahan tanam mangrove Tanjung Bunga

Namun kawasan ini cukup bagi pelajar yang ingin mengetahui ekosistem di kawasan hutan mangrove. Selain terdapat tanaman mangrove berukuran sedang, juga terdapat mangrove yang baru ditanam. Lokasinya berada di sekitar Tanjung Bunga, Pangkalpinang. Menariknya lokasi ini terpadu dengan lokasi wisata religi dan wisata alam Pantai Pasir Padi.(*)

Tinggalkan Balasan