PANGKALPINANG – Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Drs. Sahirman, M.Si berharap dengan adanya kegiatan Sekolah Perempuan bisa membuat perempuan menjadi lebih berdaya. Untuk itu, di era sekarang ini perempuan harus punya kemampuan dalam penggunaan teknologi digital.
“Perempuan harus cerdas, sebab perempuan tiang negara. Kalau perempuannya baik, maka negara juga menjadi baik. Biasanya juga, di balik suami yang sukses ada perempuan tangguh,” jelasnya saat membuka Rapat Lanjutan Sekolah Perempuan “Sekuntum Melati” di Renz Hotel, Pangkalpinang, Senin (21/6/2021).
Lebih jauh ia menambahkan, perempuan mesti inovatif dan kreatif. Perempuan yang mampu dan paham dengan teknologi, ke depan bisa berdampak baik bagi ketahanan ekonomi keluarga. Karena perempuan tak hanya kuat, tetapi juga mampu mendidik anak-anaknya.
Salah satu tujuan Sekolah Perempuan yakni, untuk membuat perempuan mandiri dan terlatih yang pada akhirnya lebih berdaya. Upaya peningkatan ekonomi masyarakat tidak hanya dilakukan di satu sektor saja, sebab sekarang ini sudah harus lintas sektor. Oleh karenanya, pelaksanaan Sekolah Perempuan ini melibatkan berbagai dinas, seperti Dinas Pendidikan untuk peningkatan pendidikan.
Selain itu, jelasnya, ada Dinas Kesehatan yang mengangkat dan berbicara terkait kesehatan masyarakat. Begitu juga Dinas Sosial serta Kementerian Agama yang membina masyarakat di bidang sosial dan keagamaan. Perempuan itu harus sehat, karena kerja perempuan cukup berat. Namun tak kalah penting, perempuan juga harus cerdas.
“Semoga Sekolah Perempuan angkatan kedua ini menjadi lebih baik. Sebab kita ingin Bangka Belitung sejahtera dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung maju,” jelasnya.
Tampak hadir dalam kegiatan ini, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Yanuar, SH, MH, Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd, Kepala Desa Tanjung Gunung dan Desa Pangkal Beras, kepala sekolah perempuan dan sejumlah perwakilan dari dinas dan instansi.
Sementara Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd mengatakan, proses belajar di sekolah ini menggunakan modul. Sejumlah modul tersebut dibuat bersama tim dari dinas yang terlibat dalam kegiatan ini. Ada baiknya, dalam pembuatan modul ini melibatkan tenaga fungsional. Nanti modul itu bisa dicetak, didaftarkan agar terbit ISBN.
Mengenai penyusunan modul, Asyraf Suryadin menyarankan, dalam pembuatannya lebih memperhatikan karakteristik tempat dan peserta. Modul disesuaikan dengan mengamati kedua hal tersebut. Selain itu, proses pembelajaran nantinya lebih banyak praktek dari pada teori.
“Pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Dua desa tempat pelaksanaan sekolah perempuan angkatan kedua yakni, di Desa Pangkal Beras dan Desa Tanjung Gunung dengan waktu pelaksanaan sekitar tiga bulan,” ungkapnya.