Sekolah Perempuan Menciptakan Perempuan Mempunyai Penghasilan

PANGKALPINANG – Desa Tanjung Gunung, Kabupaten Bangka Tengah dan Desa Pangkal Beras, Kabupaten Bangka Barat terpilih sebagai target pelaksanaan program kegiatan Sekolah Perempuan “Sekuntum Melati”. Pembelajaran yang akan dilaksanakan selama sekitar tiga bulan ini, bertujuan menciptakan perempuan yang mampu mempunyai penghasilan.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Yanuar, SH, MH mengatakan, awalnya keberadaan sekolah ini guna menyisir daerah stunting. Sebab masih ada beberapa kasus stunting di Bangka Belitung ini. Selanjutnya sekolah ini berkembang untuk menciptakan dan meningkatkan kecakapan perempuan.

“Kita ingin membantu ibu-ibu, sehingga mendapatkan penghasilan. Kemudian berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat dan mampu mengangkat derajat kaum perempuan. Jadi jangan malu-malu dan segan,” sarannya saat Rapat Lanjutan Sekolah Perempuan “Sekuntum Melati” di Renz Hotel, Pangkalpinang, Senin (21/6/2021).

Bicara mengenai potensi daerah, Kades Tanjung Gunung Muslim, S.Pd.I menjelaskan, selain mengembangkan sektor UMKM juga mempersiapkan warga menyambut penetapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata Tanjung Gunung. Hal ini disiapkan sejak dini, agar ketika ditetapkan sebagai kawasan pariwisata nantinya masyarakat desa tidak hanya menjadi penonton.

Masyarakat Desa Tanjung Gunung sangat berkeinginan sekolah perempuan ini bisa meningkatkan kemampuan berwirausaha perempuan. Menurut Muslim, sementara ini hasil atau produk kerajinan yang dihasilkan UMKM dipasarkan dengan cara bekerja sama melibatkan pihak pengelola tempat wisata.

“Beberapa produk UMKM sudah dikemas dengan baik dengan pembinaan dari pihak dinas. Kita juga sangat mengharapkan, nantinya perempuan mempunyai produk unggulan,” jelasnya.

Sementara Rudi, Kades Pangkal Beras, Kabupaten Bangka Barat mengatakan, masyarakat di daerahnya kebanyakan sebagai pengrajin atap rumbia dan kopiah resam. Untuk pengrajin kopiah resam ada di empat dusun. Sedangkan potensi lainnya yakni, madu liar dan madu ternak.

“Sementara ini sudah ada kelompok usaha madu dan sudah ada masyarakat yang menikmati hasil penen. Sedangkan mengenai pendidikan, di desa kami memang sangat membutuhkan pendidikan. Sangat diharapkan pendidikan ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan