Tim Sekolah Perempuan Tinjau Lokasi Pangkal Beras, Ini Hasilnya

BANGKA BARAT – Tim Sekolah Perempuan. “Sekuntum Melati” angkatan kedua meninjau lokasi pelaksanaan kegiatan di Pangkal Beras, Kabupaten Bangka Barat. Kegiatan ini melibatkan sejumlah pihak terkait guna memetakan potensi daerah. Diharapkan materi pembelajaran bisa mendukung pengembangan potensi.

Dr. Muslim El Hakim Kepala Bidang PP seizin Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengatakan, saat peninjauan dinas/instansi terkait mengirimkan pegawai JFT. Sejumlah JFT ini sebagai tutor Sekolah Perempuan yang akan mengembangkan potensi dan minat siswi Sekolah Perempuan Sekuntum Melati.

“Tantangan yang kita hadapi di lokasi yakni masih sulitnya sinyal HP,” jelasnya usai kunjungan ke Pangkal Beras, Kamis (24/6/2021).

Hadir juga dalam kegiatan ini, Kepala Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Fery Insani. Keikutsertaannya dalam kunjungan ini guna melihat langsung kegiatan Sekolah Perempuan Sekuntum Melati yang berpotensi menjadi salah satu program inovasi.

Rencananya proses pembelajaran dilakukan seminggu sekali, tepatnya setiap Jumat. Sebab rata-rata peserta kegiatan ini bekerja sebagai petani, sehingga di pagi hari masih harus ke ladang dan menyadap karet.

Menyinggung mengenai materi, calon siswi mengusulkan materi tentang pola asuh anak remaja, pola tumbuh kembang anak, cara menghias kue ultah. Selain itu ada tawaran pelatihan dari BLK Babel untuk melatih menjahit.

Sementara DKP Babel akan fokus melakukan pengembangan udang galah dan pengolahan hasilnya. Pasalnya selama ini udang yang ditangkap tidak diolah lagi, sehingga tidak mempunyai nilai tambah.

“Diknas Babel memberikan treatment kepada calon siswi yang masih buta huruf dengan mengadakan kegiatan PKBM paket A, paket B dan Paket C,” tegasnya.

Sementara Kepala Disperindag Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tarmin AB mengatakan, program ini merupakan program langsung dari Gubernur dan Ketua TP PKK Bangka Belitung Melati Erzaldi. Melalui sekolah ini diharapkan bisa lebih memberdayakan perempuan dengan segala potensinya.

“Terutama potensi di desa. Selain itu diharapkan bisa mengentaskan kasus stunting, karena kasus stunting di Desa Pangkal Beras masih cukup tinggi. Begitu juga dengan kasus pernikahan usia dini,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan